Senin, 13 Desember 2010

STUDI KRITIK HADIS TENTANG “BAHAYA PANDANGAN” DALAM KITAB SIRAJ AL-THALIBIN KARYA SYAIKH IHSAN MUHAMMAD DAHLAN

A. Latar Belakang

Islam agama yang sempurna yang mampu memberikan konstribusi terhadap apa yang dibutuhkan oleh manusia baik secara makro maupun secara mikro, ini semua telah terakomodasi dengan baik dalam firman Allah SWT (Al-Qur’an) sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia, di samping itu Allah SWT. menurunkan seorang utusan yaitu Nabi Muhammad SAW. sebagai penterjemah dari kitab Al- Qur’an yang telah diturunkan, melalui hadits-haditsnya.

Melihat kedudukan hadits yang begitu vital di sisi Al-Qur’an, di samping itu juga kedudukannya dalam Syari’at, yaitu sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, maka Allah SWT memberi wewenang kepada Rasul-Nya untuk menetapkan Syari’at yang tidak terdapat Nash (teks) nya dalam Kitabullah.[1]

Sehingga dapat dikatakan memposisikan hadits secara struktural sebagai sumber ajaran Islam kedua atau secara fungsional sebagai Bayan terhadap Al-Qur’an merupakan suatu keniscayaan.[2]

Kitab suci Al-Qur’an itu sendiri diturunkan bukan hanya sekedar untuk dibaca,dihapal dan diambil berkahnya, atau hanya menetapkan masalah Tauhid dan Aqidah serta menetapkan Syariat saja, akan tetapi Al-Qur’an datang sebagai pemimpin atau petunjuk bagi penganutnya tentang etika dalam semua perbuatan yang kita lakukan.

Di atas telah dijelaskan bahwa fungsi hadis selain sebagai penjelas juga sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an yang di dalamnya terdapat teks yang merupakan pelengkap dari teks yang tidak tertulis di dalam al-Qur’an secara jelas.Di antara etika yang harus diikuti dan dilakukan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana Nabi Muhammad SAW. mengajarkan kepada umatnya cara menggunakan semua nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. baik nikmat yang berupa batiniah maupun dzahiriah.Dalam skripsi ini penulis akan mengkaji hadis Nabi yang menjelaskan tentang bahaya pandangan mata sebagai wujud syukur terhadap nikmat dzahiriyah.

Dengan melihat posisi Nabi Muhammad sebagai seorang utusan, tentu segala apa yang telah disandarkan kepadanya diperlukan penelitian yang cukup agar hadits Nabi dapat dipertanggungjawabkan kepadanya. Ada beberapa faktor yang menjadikan penelitian hadis berkedudukan sangat penting, yakni (1) hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam; (2) tidaklah semua hadis tertulis pada masa Nabi; (3) telah timbul berbagai pemalsuan hadis; (4) proses penghimpunan hadis yang memakan waktu lama; (5) jumlah kitab hadis yang banyak dengan metode penyusunan yang beragam; dan (6) telah terjadi periwayatan hadis secara makna.[3]

Kritik Sanad dan Matan adalah merupakan hal yang seharusnya ada dalam penelitian suatu hadits. Kata kritik yang dalam bahasa Arab berasal dari akar kata Naqada, Yanqudu, Naqdan secara bahasa adalah memilih,membedakan[4]. Secara umum mempunyai pengertian meneliti dengan seksama, bentukan fikiran.[5] Sedangkan menurut ahli hadis bahwa kata Nagoda mempunyai pengertian menetapkan status para perawi, baik dengan jalan men-jarh atau men-na’dil melalui lafadz-lafadz tertentu yang telah diketahui oleh pakarnya serta meneliti matan-matan hadits yang sanadnya shahih untuk ditetapkan keshahihan matannya atau kedho’ifan matannya, sekaligus untuk menghilangkan pertentangan diantara matan-matan hadits itu dengan jalan menetapkan analogi-analogi yang cermat.[6]

Melihat wacana di atas, terdapat adanya suatu indikasi bahwa dua hal yang tercakup di dalam kritik hadits yaitu yang pertama berkaitan dengan Sanad sedangkan yang kedua berkaitan dengan Matan. Untuk itu penulis akan menampilkan beberapa hadits yang terdiri dari beberapa sanad hadis, khususnya dalam penelitian ini ditekankan pada hadis-hadis yang menjelaskan tentang bahaya pandangan yang terdapat dalam kitab Siraj at-Thalibin Karya Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan.

Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan terkenal sebagai seorang ulama yang pendiam dan tak suka publikasi.Selain itu Ia merupakan salah satu ulama yang paling berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam di wilayah nusantara pada abad ke-19 (awal abad ke-20). Namun, namanya lebih dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Jampes (kini Al Ihsan Jampes) di Dusun Jampes, Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Namanya makin terkenal setelah kitab karangannya Siraj Al-Thalibin menjadi bidang ilmu yang dipelajari hingga perguruan tinggi, seperti Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Dan, dari karyanya ini pula, ia dikenal sebagai seorang ulama sufi yang sangat kompeten dan progresif.[7]

Semasa hidupnya, Kiai dari Dusun Jampes ini tidak hanya dikenal sebagai ulama sufi. Tetapi, ia juga dikenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang beberapa ilmu diantaranya ilmu falak, fikih, hadis, dan beberapa bidang ilmu agama lainnya. Karena itu, hasil karyanya tak sebatas pada bidang ilmu tasawuf dan akhlak semata, tetapi hingga pada persoalan fikih, falak dan hadis.

Sehingga umat Muslim yang pernah menuntut ilmu agama di pesantren tentu pernah mendengar atau bahkan memiliki sebuah buku berbahasa Arab berjudul Siraj al-Thalibin karya Syekh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi Kitab yang sarat dengan Ilmu Tasawuf. Kitab tersebut merupakan syarah kitab Minhaj al-Abidin karya Imam Al-Ghazali, seorang ulama dan filsuf besar di masa abad pertengahan.

Kitab Siraj al-Thalibin disusun pada tahun 1933 dan diterbitkan pertama kali pada 1936 oleh penerbitan dan percetakan An Banhaniyah milik Salim bersaudara (Syekh Salim bin Sa'ad dan saudaranya Achmad) di Surabaya yang bekerja sama dengan sebuah percetakan di Kairo, Mesir, Mustafa Al Baby Halabi. Yang terakhir adalah percetakan besar yang terkenal banyak menerbitkan buku-buku ilmu agama Islam karya ulama besar abad pertengahan.[8]

Siraj al-Thalibin terdiri atas dua juz (jilid). Juz pertama berisi 419 halaman dan juz kedua 400 halaman. Dalam periode berikutnya, kitab tersebut dicetak oleh Darul Fiqr sebuah percetakan dan penerbit di Beirut, Lebanon. Dalam cetakan Lebanon, setiap juz dibuat satu jilid. Jilid pertama berisi 544 halaman dan jilid kedua 554 halaman.

Kitab tersebut tak hanya beredar di Indonesia dan negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, tetapi juga di negara-negara non-Islam, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia, di mana terdapat jurusan filsafat, teosofi, dan Islamologi dalam perguruan tinggi tertentu. Sehingga, kitab Siraj al-Thalibin ini menjadi referensi di mancanegara.

Tidak hanya itu, kitab ini juga mendapatkan pujian luas dari kalangan ulama di Timur Tengah. Karena itu, tak mengherankan jika kitab ini dijadikan buku wajib untuk kajian pascasarjana Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, sebuah lembaga perguruan tinggi tertua di dunia.

Kitab ini dipelajari beberapa perguruan tinggi lain dan digunakan oleh hampir seluruh pondok pesantren di Tanah Air dengan kajian mendalam tentang tasawuf dan akhlak. Menurut Ketua PBNU, KH. Said Aqil Siradj, seperti dikutip dari situs NU Online, kitab ini juga dikaji di beberapa majelis taklim kaum Muslim di Afrika dan Amerika.

Diantara kajiannya, kitab tersebut menawarkan konsep tasawuf di zaman modern ini. Misalnya, pengertian tentang uzlah yang secara umum bermakna pengasingan diri dari kesibukan duniawi. Menurut Syekh Ihsan, maksud dari uzlah di era sekarang adalah bukan lagi menyepi, tapi membaur dalam masyarakat majemuk, namun tetap menjaga diri dari hal-hal keduniawian.

Dari contoh diatas penulis ingin mengkaji tentang pandangan yang merupakan salah satu bab dari beberapa bab yang dibahas dalam kitab tersebut, karena bab pandangan dan bahayanya merupakan salah satu bab dari beberapa bab yang menerangkan tentang fungsi dari masing-masing anggota tubuh seperti fungsi tangan dan bahayanya, fungsi kaki dan bahayanya serta anggota-anggota tubuh yang lain.Menurut hemat penulis dari masing-masing anggota tubuh itu akan mendapatkan pengaruh dari aktifitas mata. Maksudnya selama mata kita bebas memandang maka semakin bebas pula anggota tubuh yang lain merasakan akibatnya.

B. Batasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis perlu membatasi pokok bahasan agar tidak terjadi perluasan pemahaman tentang pandangan dan bahayanya. Adapun kitab yang penulis gunakan sebagai rujukan adalah kitab Sirajut Tholibin karya Syeh Ihsan Muhammad Dahlan yang merupakan syarah Minhaj Al-Abidin karya Imam Al-Ghazali, seorang ulama dan filsuf besar di masa abad pertengahan.

C. Alasan Memilih Judul

Semakin majunya teknologi dan budaya ternyata sangat mempengaruhi terhadap sosial kehidupan masyarakat dari mulai sesuatu yang sangat kecil sampai dengan sesuatu yang sangat besar contoh yang sangat sering kita jumpai adalah sesuatu yang berhubungan dengan model pakaian seorang perempuan yang nyaris memperlihatkan semua bentuk tubuhnya.

Kemudian kaum adampun merasa tidak mampu untuk menepis setiap sesuatu yang dijumpai dan memaksa untuk memandangnya.Karena dirasa sudah menjamur dimasyarakat kita sehingga hal tersebut sudah dianggap sesuatu yang biasa terjadi dan seolah-olah tidak ada masalah.Penulis dalam skripsi ini ingin berusaha mengkaji tentang hal-hal yang berhubungan dengan pandangan tersebut melalui literatur-literatur yang penulis ketahui sekaligus meneliti kualitas dari masing-masing hadis.

Bertolak dari permasalahan ini, maka berikut ini akan dirumuskan beberapa permasalahan agar kajian ini lebih terfokus dan dikupas secara mendalam. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah nasab, perjalanan intelektual, dan hasil karya Syaikh Ihsan sehingga beliau menjadi salah satu tokoh tingkat internasional.

2. Bagaimanakah Hikmah yang terkandung dalam hadis tentang bahaya pandangan.Karena hal tersebut terkesan tidak berlawanan dengan syar’i dan tidak memiliki pengaruh dalam prilaku kehidupan sehari-hari?

3. Bagaimanakah kualitas sanad dan kesahihan matan hadis yang menerangkan tentang pandangan dan bahayanya dalam Kitab Siraj al-Thalibin?

D. Tujuan Penelitian

Kajian ini bertujuan untuk menjawab pokok permasalahan yang tersebut dalam rumusan permasalahan di atas, yaitu :

  1. Mengetahui data diri Syekh Ihsan Muhammad Dahlan mulai dari lahirnya, perjalanan intelektualnya dan karirnya.Karena beliau adalah salah satu ulama Indonesia yang hasil karyanya dijadikan satu matakuliah wajib pada satu universitas internasional.
  2. Untuk mengetahui Hikmah yang terkandung dalam hadis tentang bahaya pandangan.Karena seolah-olah masyarakat sudah menganggap hal tersebut merupakan suatu kebiasaan dan terkesan tidak berlawanan dengan syar’i dan tidak memiliki pengaruh dalam prilaku kehidupan sehari-hari.
  3. Untuk mengetahui kualitas hadits tentang bahaya pandangan yang terdapat dalam Kitab Siraj al-Thalibin serta pemahaman yang benar dari hadits tentang Bahaya pandangan dalam Kitab Siraj al-Thalibin Karya Syeh Ihsan Muhammad Dahlan tersebut.


E. Kegunaan Penelitian

1. Agar dapat memahami secara benar pengertian tentang bahaya pandangan serta hal-hal penting dan hikmah yang terkandung dalam hadis tentang bahaya pandangan.

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerhati diskursus penafsiran Hadits dalam rangka rekontruksi terhadap pemahaman kandungan Hadits melalui pengembangan Kritik Sanad dan Matan Hadits agar dapat menghasilkan sebuah pemahaman yang utuh dan integral.

3. Di sisi lain semoga skripsi ini dapat menjadi suatu pedoman bagi tingkah laku penulis hususnya dan pembaca pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Telaah Pustaka

Diatas telah dijelaskan bahwa Islam agama yang sempurna yang mampu memberikan konstribusi terhadap apa yang dibutuhkan oleh manusia baik secara makro maupun secara mikro, di antaranya adalah sesuatu yang berhubungan dengan ahlak kita sehari-hari yaitu tentang pandangan mata, yang didalamnya dikaji tentang manfaat dan bahaya dari pandangan.

Sebatas ini penulis belum pernah melihat satu kitab yang didalamnya mengkaji tentang bahaya pandangan sekaligus menunjukan masing-masing dalil yang dinukil dari hadis dan meneliti kualitas dari masing-masing hadis tersebut. Tetapi penulis menemukan kajian-kajian tersebut pada bab-bab yang terdapat dalam suatu kitab. Selain itu penulis juga banyak menemukan dalam artikel-artikel yang terdapat di internet walaupun kajiannya masih terkesan parsial karena masih dilihat secara global.

G. Landasan Teoritik

Manusia merupakan mahluk yang memiliki anggota tubuh sempurna sehingga memiliki kemampuan dan kemauan yang lebih untuk mendapatkan semua yang di inginkan.Keinginan manusia tentunya dipengaruhi oleh kerjasama antara masing-masing pancaindra seperti mata, telinga, tangan, hidung dan perasa.

Dari kelima indra tersebut menurut hemat penulis indra matalah yang fungsi dan pengaruhnya sangat besar terhadap indra-indara yang lain.Karena diawali dengan mata sehingga indra-indra yang lain seperti telinga ingin mendengar, tangan ingin memegang, hidung ingin mencium dan indra perasapun ingin menikmati apa yang telah dilihat oleh mata.

Maka syariat Islam juga ikut memperhatikan hal tersebut baik dalam al-Qur’an maupun hadis.Dalam al-Qur’an seperti firman-Nya dalam Q.S:24:31 Artinya Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya” [9].Dalam Musnad Ahmad bin Hambal disebutkan dari Nabi Muhammad SAW.beliau bersabda : ”Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah Iblis.Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya, yang akan dia dapatkan hingga hari dia bertemu dengan-Nya.” [10]

H. Metodologi Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang dapat diartikan sebagai cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan [11].

Istilah “metode” dalam kamus besar Bahasa Indonesia, yang dalam kamus bahasa Inggris ditulis method, dan dalam bahasa Arab diterjemahkan dalam thariqat, dan manhaj, memiliki arti cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya) atau kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai sesuatu yang ditentukan.[12]

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah adanya metode mutlak diperlukan, tidak terkecuali penulisan skripsi. Penggunaan metode akan memudahkan terhadap pencapaian orientasi pengetahuan dari penyusunan karya tulis itu sendiri. Untuk itulah dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:


1. Jenis Penelitian.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) [13], yaitu kajian dengan mencari informasi-informasi dan data-data yang semuanya berasal dari bahan-bahan tertulis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas.Dimana dalam penelitian ini data-data yang digunakan berupa bahan-bahan yang berbentuk tulisan seperti kitab-kitab, buku-buku, jurnal, majalah dan literatur-literatur lain yang relevan dengan penyusunan karya tulis ini. Pentingnya memperjelas penelitian dalam rangka menyusun karya ilmiah adalah agar terhindar dari overlap dalam menggali sumber data yang akan dipakai dalam penyusunan karya ilmiah itu, artinya penulis membatasi diri dalam mengambil sumber data hanya sebatas pada karya tulis semata, yang mana nantinya berhubungan dengan pemetaan sumber data itu sendiri.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini sengaja dipetakan menjadi dua, yaitu sumber utama atau data primer dan sumber kedua adalah data sekunder. Sumber data primer adalah kitab Siraj al-Thalibin karya Syeh Ihsan Muhammad Dahlan dan kitab Minhajul ‘abidin ila Jannati Rabbil ‘Alamin sedangkan untuk sumber sekundernya, digunakan kitab-kitab hadits yang mu’tabar terutama Kutubu Tis’ah (Kitab Sembilan), buku-buku serta beberapa kitab lainnya yang mempunyai relevansi (Munasabah) dengan hadis atau materi pembahasan dalam skripsi yang akan penulis susun.


3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini yaitu dengan cara I’tibar Sanad yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang lain baik berupa Syahid atau Mutabi’ [14] ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis dimaksud.

4. Analisa Data.

Adapun objek kajian pada pembahasan ini adalah tentang kritik sanad dan matan hadits bahaya pandangan yang terdapat dalam kitab Siraj al-Thalibin karya Syeh Ihsan Muhammad Dahlan dan metode yang digunakan oleh penulis yaitu Fiqh al-Hadits, metode ini memusatkan pemahaman hadits dari perspektif hukum Islam dan juga metode Ma’anil Hadits.

Metode ini terfokus pada tekstual dan kontekstual hadits-hadits bahaya pandangan yang terdapat dalam kitab Siraj al-Thalibin karya Syeh Ihsan Muhammad Dahlan apakah di dalamnya terkandung ajaran yang bersifat universal, temporal dan lokal, sehingga penempatan hadits dengan pencapaian keshahihan sanad dan matannya dapat dijadikan barometer dalam pemakaian konsep pandangan yang bertendensi pada petunjuk hadis Nabi saw. atau hanya sebatas bentuk implikasi pemahaman.

Selain metode di atas, penulis juga menggunakan metode Takhrij Hadis, maksudnya adalah memperhatikan hal ihwal hadis beserta sifat-sifatnya yang terdapat pada matan hadis itu atau sanadnya kemudian mencari Makhraj (sumber takhrij) hadis itu dengan jalan mengetahui keadaan atau sifat pada kitab-kitab yang mengklasifikasi semua hadis itu.[15] Atau penelusuran dan pencarian hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang dalam sumber itu diungkapkan secara lengkap matan dan sanad yang bersangkutan.[16]

I. Sistimatika Pembahasan

Agar lebih mudah dipahami dan tepat sasaran maka diperlukan adanya sistematika pembahasan. Adapun sistematika pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab pertama: Pendahuluan; di dalamnya berisi latar belakang masalah, batasan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teoritik, metode penelitian yang digunakan serta sistematika pembahasan.Untuk mengetahui lebih detail tentang historis pengarang kitab dan hasil karyanya maka penulis perlu menyantumkan kajian ketokohan yang akan dibahas pada bab berikutnya.

Bab kedua: Merupakan kajian ketokohan, yakni Syeh Ihsan Muhammad Dahlan meliputi biografi, perjalanan intelektual, guru-guru, murid-muridnya serta karya-karya Syeh Ihsan Muhammad Dahlan.Untuk mengetahui lebih detail dari pembahasan tentang pandangan maka akan dibahas pada bab berikutnya.

Bab ketiga membahas tentang keutamaan pentingnya menjaga pandangan, pandangan yang diperbolehkan dan mengetahui bahaya pandangan bagi masing-masing anggota tubuh karena sebab pandangan semua anggota akan ikut terpengaruhi.Dalam skripsi ini penulis mencantumkan hadis-hadis yang menjelaskan tentang bahaya pandangan maka untuk mengetahui kualitas hadis tersebut penulis berusaha menganalisa dari masing-masing hadis baik dari segi sanad maupun matan. Dan ini akan dibahas pada bab berikutnya

Bab keempat merupakan analisa terhadap hadits yang menjelaskan tentang bahaya pandangan sebagaimana yang tertulis dalam kitab Siraj al-Thalibin.Analisa tersebut di awali dengan menyabutkan redaksi hadits baik yang bersumber dari kitab Siraj al-Thalibin, maupun dalam kitab hadits lain sebagai perbandingan. Kemudian dilanjutkan dengan analisa dari segi sanad sampai matan hadits tersebut, yang pada akhirnya sampai pada Natijah sebagai kesimpulan dari penelitian hadits tersebut.

Bab kelima: Penutup; merupakan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta ditambah dengan saran-saran untuk perbaikan.



[1]. Ibnu Hamzah Ad-Bimasyq, Asbabul Wurud: Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits Rasul,ter. Suwarta Wijaya Salim, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), Hal. XXXII.

[2] . Bustamin, Metodologi Kritik Matan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 2

[3] Arifuddin Ahmad, Paradigma baru memahami hadis Nabi (Jakarta: Renaisan, 2005), halaman 17.

[4] Mahmud Yunus,Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990),hal 424.

[5] . Muhammad Ibnu Mukarom Ibnu Mansur, Lisan Al-Arab (Beirut: Dar Lisan Al-Arab Juz III), 700 Materi Nagoda.

[6] Muhammad Akhir Al-Jawabi, Juhud Al-Muhadditsin Fi Naqd Matan Al-Hadits An-NabawiAs-Syarif, Muassasat Abdul Karim Abdullah, Hal. 94

[7] http:// www.republika.co.id Di akses pada tanggal 22 Desember 2009.

[8] http:// www.republika.co.id Di akses pada tanggal 22 Desember 2009.

[9] Al-Qur’an Digital.versi 02 tahun 2004.

[10] Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqi:Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu,Ter: Katur Suhardi, Jakarta Timur: Darul Falah, hal 73.

[11] Nashrudin Baidan, Metode Penafsiran al-Qur’an Kajian Kritis Terhadap Ayat-Ayat Yang Beredaksi Mirip, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002). hal, 54.

[12] Lihat, Munir Che Anam, Muhammad SAW dan Karl Mark. Tentang masyarakat tanpa Kelas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) 64, lihat pula, Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 580-581.

[13] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2000). hal, 54-56.

[14] Syahid dalam istilah ilmu hadis adalah dukungan (corroboration ) yang terletak pada bagian periwayat pertama, yakni tingkat sahabat Nabi.Mutabi’ dalam istilah ilmu hadis adalah dukungan (corrobation) yang terletak pada bagian bukan tingkat sahabat Nabi. Arifuddin Ahmad, .Paradigma Baru MemahamiHadis Nabi,halaman. 132.

[15] Mahmud al-Thahhan, Dasar-dasar Ilmu Takhrij dan Studi Sanad, (Semarang: Dina Utama, 1995). hal, 134.











DAFTAR PUSTAKA

Ad-Bimasyq, Ibnu Hamzah. Asbabul Wurud: Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits Rasul, ter. Suwarta Wijaya Salim. Jakarta: Kalam Mulia, 2000.

Al-Jawabi, Muhammad Akhir, Juhud Al-Muhadditsin Fi Naqd Matan Al-Hadits

An-Nabawi As-Syarief. Muassasat Abdul Karim Abdullah.tth.

Al-Qur’an digital.versi 02 tahun 2004.

Ahmad, Arifuddin. Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi. Jakarta: Renaisan,

2005.

Bustamin. Metodologi Kritik Matan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Ibnu Mansur, Muhammad Ibnu Mukarom. Lisan Al-Arab. Beirut: Dar Lisan Al-Arab Juz III.

Moleong , Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2000.

Mahmud al-Thahhan, Dasar-dasar Ilmu Takhrij dan Studi Sanad. Semarang: Dina Utama, 1995.

Nashrudin Baidan, Metode Penafsiran al-Qur’an Kajian Kritis Terhadap Ayat-Ayat Yang Beredaksi Mirip. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002.

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul Hadits. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1974.

Syeh Ihsan Muhammad Dahlan Siraj al-Thalibin. Darul Kutub Al-Islamiyyah,1955 M / 1374 H.

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim.Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqi:Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu,Ter: Katur Suhardi, Jakarta Timur: Darul Falah, Shafar 1421 H.

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. Dzamma al-Hawaa: Belenggu Nafsu,Ter: Wawan Djunaedi Soffandi, Pustaka Azzam, Agustus 2000.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990.

Pengikut