Minggu, 29 Maret 2009

Proses Penciptaan Manusia

Tema: Manusia

Judul: Proses Penciptaan Manusia dan Pengaruh Terhadap Takdir Tuhan.

حدثنا أبو النعمان حدثنا حماد بن زيد عن عبيد الله بن أبي بكر بن أنس عن أنس بن مالك رضي الله عنه : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( إن الله وكل في الرحم ملكا فيقول يا رب نطفة يا رب علقة يا رب مضغة فإذا أراد أن يخلقها قال يا رب أذكر يا رب أنثى يا رب شقي أم سعيد فما الرزق فما الأجل فيكتب كذلك في بطن أمه )

Imam Bukhori Abu Nu'man telah menceritakan kepada kami dari Hammad bin Zaid dari Ubaidillah bin Abi Bakar bin Anas dari Anas bin Malik ra dari Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad berkata sesungguhnya Allah telah menepatkan malaikat dalam rahim (seorang ibu) kemudian Malaikat tersebut berkata wahai tuhanku ia berupa sperma (saat menjadi segumpal darah malaikat berkata) wahai Tuhanku ia telah menjadi segumpal darah (saat menjadi segumpal daging malaikat berkata) wahai Tuhanku ia telah menjadi segumpal daging. Saat Allah menghendakinya menjadi makhluk yang sempurna kemudian malaikatpun bertanya wahai tuhan laki-lakikah dia atau perempuan?, wahai tuhan celakakah dia atau berbahagia? kemudian berapa rizkinya? kapan tiba ajalnya? di tulislah seperti itu ketika dalam perut ibunya.[1]

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam telah memberikan petunjuk mengenai bagaimana proses penciptaan manusia sebelum manusia tersebut terlahir kebumi, seperti dalam surah al-Mukminun ayat 12-14 yang telah memberikan keterangan mengenai proses penciptaan manusia :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ 12

ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ 13

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ 14

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.

Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulanglalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah pencipta yang paling baik[2]

Begitu juga dalam hadits Nabi Muhammad Saw. yang memberikan gambaran / keterangan yang lebih jelas mengenai proses penciptaan manusia. Sesuai dengan fungsi hadits yang telah di jelaskan oleh ulama bahwa hadits tersebut berfungsi untuk menjelaskan makna global yang terdapat dalam al-Quran sehingga dapat dipahami oleh umat Islam. Ternyata ada banyak hal yang harus kita ketahui dari proses penciptaan manusia, karna sebelum manusia terlahir ke bumi, manusia telah menangung beban suatu ketetapan takdir yang harus di jalani apabila manusia tersebut telah terlahir kebumi.

Sebelum manusia terlahir ke bumi manusia masih harus melewati beberapa proses perubahan, berawal dari setetes air mani yang hina sehingga menjadi gumpalan daging dan setelah beberapa bulan berada di dalam rahim maka terbentuklah menjadi seorang bayi imut.

B. Kata-kata kunci

Kata نطفة dapat di artikan dengan dua makna kata نطفة yang pertama di artikan sebagi air yang sedikit yang tersisa dalam bejana. Seperti perkataan orang arab misalnya : هل من وَضوء ؟ فجاء رجل بنُطفة في إداوة أَراد بها . selanjutnya kata نطفة diartikan sebagai air mani orang laki-laki, air mani disebut sebagai نطفة karena sedikitnya air mani tersebut. Bentuk Jamak dari kata نطفة adalah نُطَف[3]. Dan dalam hadits ini kata نطفة diartikan dengan mengunakan makna yang kedua yaitu air mani atau sperma.

والعَلَقُ هو الدم الجامد الغليظ ما اشتدت حمرته

kata علقة [4]diartikan sebagai darah yang kental yang berat dan warnanya sangat merah.

والمُضْغةُ القِطْعةُ من اللَّحم والجمع مُضَغٌ

Kata مضغة mempunyai arti potongan daging. Jamak dari kata مضغة adalah مُضَغٌ[5]

C. Munasabah Hadits

Manusia di ciptakan oleh Allah SWT demgan melalui berbagai proses seperti dalam Firman Allah Surah: al-mukminun Ayat12-14. Nabi Muhammad Saw juga memberikan keterangan mengenai proses penciptaan manusia melalui hadits-haditsnya. Dalam penciptaan manusia mengalami berbagai proses berawal dari setetes air mani yang kemudian menjadi gumpalan darah setelah 40 atau 45 hari berada di dalam rahim kemudian gumpalan darah tersebut menjadi gumpalan dagimg dan saat itulah Allah mengutus malaikat untuk menentukan jenis kelamin, rizki, keberuntunganya, seperti yang telah dijelaskan oleh Hadits Nabi.[6]

حدثنا محمد بن عبدالله بن نمير وزهير بن حرب ( واللفظ لابن نمير ) قالا حدثنا سفيان بن عيينة عن عمرو بن دينار عن أبي الطفيل عن حذيفة بن أسيد

: يبلغ به النبي صلى الله عليه و سلم قال يدخل الملك على النطفة بعدما تستقر في الرحم بأربعين أو خمسة وأربعين ليلة فيقول يا رب أشقي أو سعيد ؟ فيكتبان فيقول أي رب أذكر أو أنثى ؟ فيكتبان ويكتب عمله وأثره وأجله ورزقه ثم تطوى الصحف فلا يزاد فيها ولا ينقص

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sesungguhnya air mani berada didalam rahim selama 40 hari dalam bentuk aslinya dan tidak berubah. Setelah melewati 40 hari air mani tersebut akan mengalami perubahan menjadi gumpalan darah yang kemudian menjadi gumpalan daging, setelah 40 hari kemudian gumpalan daging tersebut memiliki tulang.

Saat gumpalan daging tersebut akan memiliki tulang Allah mengutus malaikat untuk menentukan beberapa hal antarta lain: jenis kelamin bayi tersebut ( apakah di jadikan menjadi laki-laki, perempuan atau di antara keduanya ), keberuntunganya ( apakah akan dijadikan orang yang serba beruntung atau orang yang serba celaka ), postur tubuhnya ( mengenai tinggi , rendahnya, baik buruknya ) kekuatanya (apakah diciptakan menjadi manusia yang kuat atau lemah ), kesehatan. (apakah diciptakan menjadi orang yang sehat atau yang mudah sakit ). Dan salah seorang laki-laki dari kaum berkata kalau begitu dimana tempat bagi amal padahal amal perbuatan dihilangkan dari ketentuan-ketentuan ini Nabi menjawab beramalah kalian karena segala sesuatu (amal) akan dijalankan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.[7]

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَنْبَأَنَا عَلِىُّ بْنُ زَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ قَالَ قَال عَبْدُ اللَّهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ النُّطْفَةَ تَكُونُ فِى الرَّحِمِ أَرْبَعِينَ يَوْماً عَلَى حَالِهَا لاَ تَغَيَّرُ فَإِذَا مَضَتِ الأَرْبَعُونَ صَارَتْ عَلَقَةً ثُمَّ مُضْغَةً كَذَلِكَ ثُمَّ عِظَاماً كَذَلِكَ فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يُسَوِّىَ خَلْقَهُ بَعَثَ إِلَيْهَا مَلَكاً فَيَقُولُ الْمَلَكُ الَّذِى يَلِيهِ أَىْ رَبِّ أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى أَشْقِىٌّ أَمْ سَعِيدٌ أَقَصِيرٌ أَمْ طَوِيلٌ أَنَاقِصٌ أَمْ زَائِدٌ قُوَّتُهُ وَأَجَلُهُ أَصَحِيحٌ أَمْ سَقِيمٌ قَالَ فَيُكْتَبُ ذَلِكَ كُلُّهُ ». فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ فَفِيمَ الْعَمَلُ إِذاً وَقَدْ فُرِغَ مِنْ هَذَا كُلِّهِ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ سَيُوَجَّهُ لِمَا خُلِقَ لَهُ ». {1/375} معتلى 5761 مجمع 7/192

Dalam proses penciptaan manusia juga di tentukan beberapa perkara yang harus di tanggungnya kelak bila dia telah terlahir diantaranya mengenai rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka atau keberuntunganya kemudian ditiupkan ruh

kedalam janin tersebut. Dan apabila seseorang beramal dengan amalnya ahli surga padahal didalam kitab yang telah ditetapkan oleh malaikat dia beramal dengan amalnya ahli Neraka maka ia tetap berada dalam Neraka.

Dan begitu pula sebaliknya apabila seorang ahli surga beramal dengan amalnya ahli neraka maka seseorang tersebut akan tetap di masukan ke dalam surga. Hal ini berdasarkan Hadits Nabi Muhammad yang berbunyi: [8]

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ أَنَّ خَلْقَ أَحَدِكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَهُ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَهُ ثُمَّ يُبْعَثُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيُؤْذَنُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ فَيَكْتُبُ رِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَعَمَلَهُ وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ ثُمَّ يَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى لَا يَكُونُ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا


D. I'tibar Sanad

1. Terdapat dalam Musnad as-shahabah fii kutubis tis'ah juz 17 hal 410 bab musnad anas bin malik bin nadir

أَبُو النُّعْمَانِ حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عن عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ------ أنَس -------- عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَكَّلَ فِي الرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ يَا رَبِّ عَلَقَةٌ يَا رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْلُقَهَا قَالَ يَا رَبِّ أَذَكَرٌ يَا رَبِّ أُنْثَى يَا رَبِّ شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الْأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ (خ): 3155

سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَمَّادٌ عن عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ------ أنَس -------- عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَكَّلَ اللَّهُ بِالرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ نُطْفَةٌ أَيْ رَبِّ عَلَقَةٌ أَيْ رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقَهَا قَالَ أَيْ رَبِّ أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى أَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الْأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ (خ): 6222

أَبُو كَامِلٍ فُضَيْلُ بْنُ حُسَيْنٍ الْجَحْدَرِيُّ حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ -------- عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ وَرَفَعَ الْحَدِيثَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ نُطْفَةٌ أَيْ رَبِّ عَلَقَةٌ أَيْ رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقًا قَالَ قَالَ الْمَلَكُ أَيْ رَبِّ ذَكَرٌ أَوْ أُنْثَى شَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الْأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ (م): 2646

2. Terdapat dalam Shahih bukhari bab قول الله تعالى hal 1213 juz 2

حدثنا أبو النعمان حدثنا حماد بن زيد عن عبيد الله بن أبي بكر بن أنس عن أنس بن مالك رضي الله عنه : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( إن الله وكل في الرحم ملكا فيقول يا رب نطفة يا رب علقة يا رب مضغة فإذا أراد أن يخلقها قال يا رب أذكر يا رب أنثى يا رب شقي أم سعيد فما الرزق فما الأجل فيكتب كذلك في بطن أمه )

1. Terdapat dalam Shahih bukhari bab خلق ادم صلوات الله juz 11hal 491

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ اللَّهَ وَكَّلَ فِى الرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ ، يَا رَبِّ عَلَقَةٌ ، يَا رَبِّ مُضْغَةٌ ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْلُقَهَا قَالَ يَا رَبِّ ، أَذَكَرٌ أَمْ يَا رَبِّ أُنْثَى يَا رَبِّ شَقِىٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِى بَطْنِ أُمِّهِ

E. Pembahasan

Proses penciptan yang berawal dari setetes air mani yang kemudian menjadi gumpalan darah setelah 40 atau 45 hari berada di dalam rahim kemudian gumpalan darah tersebut menjadi gumpalan dagimg dan saat itulah Allah mengutus malaikat untuk menentukan jenis kelamin, rizki, keberuntunganya kemudian ditiupkan ruh kedalam janin.

Berdasarkan hadits-hadits di atas bahwa proses penciptaan manusia memiliki pengaruh terhadap ketetapan takdir yang di tentukan oleh Allah kepada manusia saat manusia itu berada dalam kandungan. Dalam hadits di atas juga dijelaskan apabila seorang ahli Surga (Orang yang telah ditetapkan sebagai ahli surga) beramal sebagai mana amalnya ahli neraka maka ahli Surga tersebut akan tetap di masukkan kedalam Surga. Seperti halnya kaum qibti itu di masukan ke dalam surga di karenakan hormat pada Nabi Musa. Kalau sekilas kita pandang berdasarkan kaca mata sejarah yang menyatakan bahwa kaum qibti tersebut menyembah kepada Fir'aun kenapa mereka itu masih dimasukkan kedalam surga.

Dengan tidak menafikan Hadits di atas bahwa apabila seseorang sebelum terlahir kebumi telah mendapatkan khitob sebagai ahli Neraka sudah pasti orang tersebut adalah orang yang memiliki pembawaan yang buruk sehingga walaupun melakukan amal perbuatan yang biasa dilakukan para ahli Surga maka hal itu tidak akan dapat untuk mengimbangi berat dosa yang mereka lakukan

Namun dengan adanya sifat maha pengasih dan penyayang yang dimiliki oleh Allah sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang telah di tetapkan sebagai ahli Neraka apabila dia selalu beramal sebagai mana amalnya ahli Surga maka seseorang tersebut akan mendapatkan surga.

E. Pesan Moral

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik di antara makhluknya yang lain karna hanya manusialah yang dikaruniai akal dan fikiran untuk memilih sesuatu yang terbaik bagi kehidupanya.

Walaupun Allah telah memberikan suatu ketetapan takdir kepada manusia sebelum manusia itu terlahir namun hal ini bukan berarti bahwa manusia tidak perlu lagi berusaha untuk mengapai ridlo yang maha kuasa. Karena takdir masing-masing manusia itu berbeda dan tidak bisa ditebak apakah kelak akan menjadi ahli Surga atau ahli Neraka. Dengan Adanya sifat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang semoga kita selalu mendapatkan ridlo dari Allah untuk meraih nikmatnya kelak di hari akhir.

F. Matan hadits yang merujuk langsung pada lafadz yang semakna نطفة

1. Shahih bukhori bab Fil Qodari Juz 22 Hal 3

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « وَكَّلَ اللَّهُ بِالرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ نُطْفَةٌ ، أَىْ رَبِّ عَلَقَةٌ ، أَىْ رَبِّ مُضْغَةٌ . فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِىَ خَلْقَهَا قَالَ أَىْ رَبِّ ذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى أَشَقِىٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِى بَطْنِ أُمِّهِ

ٍ2. Shahih Muslim Bab Kaifiyatul Kholqi Adami Juz 8 Hal 46

حَدَّثَنِى أَبُو كَامِلٍ فُضَيْلُ بْنُ حُسَيْنٍ الْجَحْدَرِىُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى بَكْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَرَفَعَ الْحَدِيثَ أَنَّهُ قَالَ « إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ نُطْفَةٌ أَىْ رَبِّ عَلَقَةٌ أَىْ رَبِّ مُضْغَةٌ. فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِىَ خَلْقًا - قَالَ - قَالَ الْمَلَكُ أَىْ رَبِّ ذَكَرٌ أَوْ أُنْثَى شَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِى بَطْنِ أُمِّهِ ».

DAFTAR PUSTAKA

Al, Bukhari, Abu Abdullah Muhammadd bin Ismail bin Ibrahim Al Mughirah. Al Jami' Ash Shahin (Shahih Bukhari) (CD Maktabah Syamilah 2)

An Naisaburry, Muslam bin Al Hajjaj Abdul Hasan al-Qusyairiy, Al Jami' As Shahih (CD Maktabah Syamilah 2)

Muhammad bin Mukrom bin Mandzur.Lisanul Arabi. (CD Maktabah Syamilah 2)

Shaleh, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis (Bandung : Diponegoro) 95

Musnad as-shahabah fii kutubis tis'ah (CD Maktabah Syamilah 2)



[1] Abu Abdullah Muhammad bi Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhori, al-Jami' as-Shahih (as-Shahih al-Bukhori) (CD Maktabah Syamilah 2) juz 3 halaman 1213.

[2] Shaleh, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis (Bandung : Diponegoro) hlm363

[3] Muhammad bin Mukrom bin Mandzur.Lisanul Arabi. (CD Maktabah Syamilah 2) Juz 9 hal 336

[4] Ibid Juz 10 hal 261

[5] Ibid Juz 8 hal 450

[6] Terdapat dalam Shahih Muslim Bab Kaifiyatul Kholqi Adami Juz 4 hal 2037

[7] . Terdapat dalam Musnad Ahmad Bab Musnad Abdullah bin Mas'ud Juz 8 hal 146

[8] Shahih Bukhori Juz 22 hlm 466

Pengikut