Selasa, 31 Maret 2009

Balaghah Kalam Wa Mutakalim

BALAGHAH KALAM WA MUTAKALIM


BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah


Bahasa Arab pertama sekali dikenal sebagai bahasa-bahasa orang-orang dizajirah Semenanjung Arabia, kemudian setelah datangnya agama Islam dikenal pula sebagai bahasa Al-Quran sebagai pedoman hidup kaum muslimin itu dituliskan dalam bahasa Arab yang sangat indah susunannya dan rangkaian kalimatnya.

Dilihat dari segi penggunaannya maka bahasa Arab ini terbagi dua yaitu : Bahasa Ammiyah (bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi), berasal dari bahasa daerah di Jazirah Arabiya tidak terikat pada tata bahasa.Kedua bahasa Fushah yaitu bahasa Resmi, contohnya bahasa Al-Quran dan Hadist, untuk karangan ilmiah kitab-kitab, surat-menyurat dan komunikasi resmi lainnya. Bahasa fushah (resmi) ini mempunyai tingkat kesulitan tersendiri karena terikat erat dengan peraturan kebahasaan diantaranya ilmu nahwu (Qawaid) dan Ilmu Balaghah Semantik Arab.

Dalam Ilmu Balaghah dibahas tata cara menyusun kalimat yang baik atau tata cara mengucapkan kalimat yang baik. Sehingga dengan menguasai ilmu ini dapat menyampaikan kalimat-kalimat yang bernilai sastra tinggi.

  1. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

  1. Pengertian Balaghah


BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Balaghah

Balaghah menurut bahasa adalah sampai atau berkesudahan, sedangkan balaghoh itu ada dua yaitu: kalam dan mutakalim.1

Balaghoh pada kalam ialah: kalam yang sesuai dengan tuntutan (حال الخطاب) situasi dan kondisi percakapan2 serta fasih lafazhnya, baik lafazh tersebut mufrad (satu kata) atau murkab (terangkai dalam satu kalimat).3 (حال الخطاب) itu dinamakan (المقام) yaitu perkara yang mendorong orang yang berbicara (mutakalim) menyampaikan ibarat-nya (ungkapannya) dalam bentuk yang khusus bukan yang lain. Yang dinamakan (المقتضى) adalah (الإعتبار المناسب) yaitu bentuk khusus yang dikehendaki dari kalam. Seperti pujian (المدح) yang mendorong untuk menyampaikan kalam dalam bentuk panjang (الإطناب), sedangkan (ذكاء المخاطب) adalah kondisi yang menyebabkan untuk menyampaikan kalam dalam bentuk dalam bentuk ringkas (إيجاز). Setiap dari pujian dan zhuka al-Ḫal adalah (حال), adapun mendatangkan kalam yang yang panjang dan ringkas adalah (المقتضى), dan sedangkan mendatangkan kalam berbentuk panjang (الإطناب) dan ringkas (إيجاز) itu adalah (مطابقة للمقتضى) sesuai situasi dan kondisi.4

Seperti lagi ketika kalam khabar disampaikan kepada kepada orang yang tidak ada keragu-raguan, maka kalam tersebut disampaikan tanpa memerlukan taukid (penguat atau pengukuh) diuacpkan "زيد قاءم" 5 tanpa memerlukan pengguat, tapi kalo kalam tersebut disampaikan kepada orang yang terdapat keragu-raguan atau ingkar dalam hatinya, maka kalam itu di kasih taukid. Seperti: "إن زيدا قاءم" 6dengan ditambahkan huruf taukid inna dan lam qasam, akan tetapi ketika kalam tersebut diucapakan kepada orang yang sangat ragu-ragu atau ingkar akan adanya berita itu, maka kalam tersebut ditambahkan lagi taukid atau pengukuhnya. Seperti: "إن زيدا لقاءم"7 dengan ditambahkan huruf taukid yaitu berupa inna dan lam qasam8.

Yang kedua yaitu balaghah mutakalim (بلاغة المتكلم) adalah sifat yang tertancap dalam hati mutakalim (orang yang berbicara) sehingga mutakalim dengan sifat tersebut mampu menyusun kalam yang yang baligh serta fasih di dalam makna yang mutakalim kehendaki.9

Dan setiap kalam atau mutakalim yang baligh itu pasti fasih,akan tetapi tidak berlaku sebaliknya. Jadi setiap kalam atau mutakalim yang fasih belum tentu dihukumi baligh, karena kalam atau mutakalim yang fasih itu belum tentu sesuai dengan situasi dan kondisi.10


KESIMPULAN


Balaghah menurut bahasa adalah sampai atau berkesudahan, sedangkan balaghoh itu ada dua yaitu: kalam dan mutakalim.

Adapun kalam yang baling yaitu kalam yang diucapkannya sesuai dengan situasi dan kondisi, sedangkan mutakalim yang balingh adalah: mutakalim sifat yang tertancap dihatinya untuk dapat menyampaikan kalam dengan baligh dan fasih.

Dan setiap kalam atau mutakalim yang baligh itu pasti fasih. akan tetapi, tidak pada kalam atau mutakalim yang fasih itu dihukumi baligh.

DAFTAR PUSAKA


Qamar az-Zaman, Ilmu Balaghoh (Kediri: STAIN Kediri, tt) CD-ROM

‘Abd ar-Raḫman bin Muhammad al-Akhdlari Nazham Taqrirat Jauhar al-Maknun (Kediri: Raudlatul Ulum, tt)

Imam Akhdlori, ilmu balaghoh, terj Moch Anwar (Bandung: al-Ma’arif, 1989)




1 Qamar az-Zaman, Ilmu Balaghoh (Kediri: STAIN Kediri, tt) CD-ROM

2 ‘Abd ar-Raḫman bin Muhammad al-Akhdlari Nazham Taqrirat Jauhar al-Maknun (Kediri: Raudlatul Ulum, tt) hal 6.

3 Qamar az-Zaman, Ilmu Balaghoh (Kediri: STAIN Kediri, tt) CD-ROM

4 al-Akhdlari, Jauhar al-Maknun hal 6.

5zayd orang yang berdiri

6sesungguhnya zayd orang yang berdiri

7 “sesungguhnya zayd orangnya benar-benar berdiri”

8 Imam Akhdlori, ilmu balaghoh, terj Moch Anwar (Bandung: al-Ma’arif, 1989), 17.

9al-Akhdlari, Jauhar al-Maknun hal 6.

10 Ibid.,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"saran dan kritikan anda adalah kemajuan bagi kami"

Pengikut