Rabu, 27 Mei 2009

Antara Plato & Aristoteles

Pemikiran Filsafat Plato & Aritoteles
A. Tentang Plato
Plato adalah murid Socrates yang paling terkemuka yang sepenuhnya menyerap ajaran-ajaran pendidikan Socrates, kemudian mengembangkannya sistem filsafatnya sendiri secara lengkap. Plato mendirikan sebuah akademi untuk study tentang gagasan-gagasan yang akhirnya telah tumbuh menjadi suatu universitas pertama di dunia.
Sejak berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Socrates. Pelajaran dari Socrates itulah yang memberinya kepuasan baginya. Pengaruh Socrates semakin hari semakin mendalam padanya. Ia menjadi murid Socrates ayang setia sampai pada akhir hidupnya Socrates tetap menjadi pujaannya. Tak lama sesudah Socrates meninggal.
Kemudian Plato pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau Sisilia yang pada waktu itu diperintah oleh seorang Tiran, yang bernama Dionysios. Dionysios mengajak Plato tinggal diistananya. Dionysios merasa bangga kalau diantara orang-orang yang mengelilinginya terdapat pujangga dari dunia Grik yang tersohor namanya. Disitu Plato belajar kenal dengan ipar raja Dionysios yang masih muda bernama dion yang akhirmya menjadi sahabat karibnya. Di antara mereka berdua terdapat kata sepakat, supaya Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya supaya tercapai suatu perbaikan sosial.
Seolah-olah terasa oleh Plato bahwa suatu kesempatan yang baik sudah datang baginya untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintahan yang baik dalam praktik. Sudah lama tertanam di dalam kalbunya bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir, sebelum filosof menjadi raja atau raja-raja menjadi filosof. Akan tetapi ajaran Plato dititik beratkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan.
Cara Plato mengajar ialah dengan sistem dialog, bersoal-jawab, seperti yang dikemukakan oleh Socrates. Plato tidak pernah kawin dan tidak punya anak. Kemenakannya Speusippos menggantikannya mengurus akademik.
B. Tentang Idea Plato
Pengertian yang dimaksud oleh Socrates diperdalam oleh Plato menjadi idea. Idea itu lain sekali hubungannya dengan pendapat orang-orang. Berlakunya idea itu tidak bergantung pada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir. Pengertian yang dicari dengan pikiran adalah idea. Berpikir dan mengalami adalah dua macam jalan yang berbeda untuk memperoleh pengetahuan.
Pengetahuan yang di capai dengan berpikir lebih tinggi nilainya dari pengetahuan yang diproleh dengan pengalaman. Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk daripada keadaan sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Untuk menggambarkannya Plato melahirkan dua macam dunia yaitu dunia yang kelihatan dan bertubuh dan dunia yang tidak kelihatan dan tidak bertubuh.
Idea tertinggi setelah kebaikan adalah idea keindahan. Idea ini adalah satu bentuk yang terutama daripada bayangan yang baik dalam dunia yang nyata. Yang indah menjadi penghubung yang bekerja kuat antara dunia yang tidak kelihatan dan dunia yang lahir. Jiwa yang indah yang menjelma dalam perbuatan menyelenggarakan adab, seni dan ilmu, pendidikan dan usaha politik akhirnya naik keatas dalam bentuk indah yang murni ke tempat asalnya dalam dunia yang tidak bertubuh.
C. Etik Plato
Sama seperti pandangan Socrates, etik Plato bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi baik. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Tujuan hidup ialah mencapai kesenangan hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan hawa nafsu di dunia. Kesenangan hidup diproleh dengan pengetahuan.
Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk melaksanakan dasar etik:
1. Melarikan diri dalam pikiran dari dunia yang lahir dan hidup semata-mata dalam dunia ideaa. Dengan pelaksanaan etiknya didasari dengan menjauhi dunia nyata. Hidup diatur sedemikian rupa,sehingga timbul cinta dan rindu kepada idea.
2. Mengusahakan berlakunya idea itu dalam dunia yang lahir ini. Dengan kata lain melaksanakan hadirnya idea dalam dunia ini. Dengan cara ini plato membentangkannya di dalam bukunya Republik dengan menciptakan suatu negara yang ideal.
D. Negara Ideal Menurut Plato
Dari ajaranya itu datanglah keyakinan, bahwa pemerintah harus dipimpin oleh idea yang tertinggi yaitu idea kebaikan. Kemauan untuk melaksanakan tergantung pada budi. Tujuan pemerintah yang benar ialah mendidik arga negaranya mempunyai budi dan memperoleh budi yang benar adalah berdasarkan pengetahuan. Menurut Plato negara yang ideal harus berdasarkan pada keadilan. Keadilan menurut kamus bahasa Indonesia adalah sikap dan sifat serta perlakuan yang tidak berat sebelah.
Sedangkan menurut Plato keadilan adalah hubungan antara orang-orang yang bergantung kepada organisasi sosial. Sebab itu keadilan dapat dipelajari dari sturuktur masyarakat.. Negara menurut Plato adalah manusia dalam ukuran besar. Jadi seorang tidak dapat mengharapkan negar menjadi baik apabila ada beberapa orang kelakuannya tidak bertambah baik Plato membagi penduduk dalam tiga golongan: -Golongan Bawah, -Golongan tengah, -Golongan Atas,
Macam-macam budi yang harus dimiliki masing-masing golongan yaitu bijaksana berani dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan kerja sama budi keempat bagi masyarakat yaitu keadilan. Menurut Plato pendidikan direncanakan dan diprogram menjadi empat tahap dengan tingkat usia:Tahap yang pertama yaitu pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas menjadi urusan negara supaya mereka terlepas dari pengaruh orang tuanya.
Dasar yang utama bagi pendidikan anak-anak ialah gymnastic (senam) dan musik. Tetapi gymnastic didahulukan. Gymnastic menyehatkan badan dan pikiran. Pendidikan harus menghasilkan manusia yang berani yang diperlukan bagi calon penjaga. Disamping itu mereka diberikan pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Tahap yang kedua yaitu pendidikan anak-anak berumur 14-16 tahun, yaitu diajarkan musik dan puisi serta megarang bersajak.
Musik menanamkan jiwa manusia perasaan yang halus, budi yang halus. Karena dengan musik jiwa kenal akan harmoni dan irama. Kedua-duanya adalah landasan yang baik untuk menghidupkan rasa keadilan. Tetapi dalam pendidikan musik harus dijauhkan dengan lagu-lagu yang melemahkan jiwa serta yang mudah menimbulkan nafsu buruk, begitu juga tentang puisi. Puisi yang merusak moral disingkirkan.
Tahap yang ketiga yaitu pendidikan anak-anak dari umur 16-18 tahun, anak-anak yang menjelang dewasa diberi pelajaran matematik untuk mendidik jalan pikirannya. Disamping itu diajarkan pula kepada mereka dasar-dasar agama dan adab sopan supaya dikalangan mereka tertanam rasa persatuan.
Tahap yang keempat yaitu masa pendidikan dari umur 18-20 tahun, pemuda mendapat pendidikan militer. Pada umur 20 tahun diadakan seleksi yang pertama. Murid-murid yang maju dalam ujian itu mendapat didikan ilmiyah yang mendalam bentuk yang lebih teratur. Pendidikan otak jiwa dan badan sama beratnya. Setelah menerima pendidikan ini 10 tahun lamanya datanglah seleksi yang kedua yang syaratnya lebih berat dan caranya lebih teliti dari seleksi yang pertama.

E. Buah Tangan Plato
Tulisan Plato hampir rata-rata berbentuk dialog. Jumlahnya tidak kurang dari 34 buah. Belum dihitung lagi tulisan-tulisannya yang berupa surat dan puisi. Yang sulit ialah menentukan waktu dikarangnya. Semuanya ditulis dalam masa lebih dari setengah abad. Hampir semua dialog yang dikarang Plato adalah campuran antara Filosofi, Puisi, Ilmu dan Seni.
Dan uraian ayang berupa percakapan dengan bersoal-jawab itu dibuatnya dengan kata-kata sindiran dan kiasan serta dongeng yang berisikan teladan. Fakta dan mitos kadang-kadang bercampur-campur dalam lukisan criteria bertukar pikiran. Sebab itu orang tak mudah mengerti apa yang dimaksudnya, sekalipun gaya katanya indah sekali.

ARISTOTELES
A. Riwayat Hidup
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Trasia, suatu kota di Yunani Utara, bapaknya bernama Machon yang berpropesi sebagai dokter, keluarganya adalagh orang-orang yang tertarik pada ilmu kedokteran, ia banyak mempelajari filsafat, Matematika, Astronomi, Retorika dan ilmu-ilmu lainnya. Pada usia 17/18 tahun Aristoteles dikirim ke Athena untuk belajar di academia Plato. Ia tinggal disana sampai Plato meninggal dunia pada tahun 347/348, jadi kita-kira 20 tahun ia belajar akepada Plato.
Di Athena ia mendirikan sekolah yang bernama Lyceum. Dari sekolah itu banyak menghasilkan hasil penelitian yang tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains tetapi juga politik, retorika dan lain sebagainya. Namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman, karena ia orang asing. Lebih dari itu ia diisukan sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversif dan dituduh Atheis.
Kemudian akhirnya ia meninggalkan Athena dan pindah ke Cahalcis dan meninggal disana pada tahun 322 SM. Aristoteles adalah salah seorang yang pernah mengalahkan pemikiran-pemikiran orang Yunani secara ilmiah dengan pernyataan-pernyataan yang logis dan brilian, pernyataan-pernyataan tersebut ia peroleh melalui diskusi dengan murid-muridnya. Keberhasilannya menghasilkan menyusun tekhnik berfikir sistematis dan benar sekaligus hukum-hukumnya, telah mengangkatnya mejadi guru pertama logika di dunia sampai kemasa ini.
B. Pandangan Aristoteles
Aristoteles sependapat dengan gurunya Plato, yaitu tujuan terakhir dari filosofi adalah pengetahuan tentang wujud/adanya dan yang umum. Dia juga mempunyai keyakinan tentang kebenaran yang sebenarnya hanya dapat dicapai dengan jelas pengertian, bagaimana memikirkan adanya itu? Menurut Aristoteles adanya itu tidak dapat diketahui dari materi benda belaka, tidak pula dari pemikiran yang bersifat umum semata. Seperti pendapat Plato tentang adanya itu terletak dalam barang satu-satunya, selama barang tersebut ditentukan oleh yang umum.
Pandangannya juga yang realis dari pandanganan Plato yang selalu didasarkan pada yang abstrak. Ini semua disebabkan dari pendidikannya diwaktu kecil yang senantiasa mengharapkan adanya bukti dan kenyataan. Ia terlebih dahulu memandang yang konkrit, bermula dari mengumpulkan fakta-fakta yang ada kemudian disusun menurut ragam dan jenis atau sifatnya dalam suatu sistem setelah itu ia meninjaunya kembali dan disangkutpautkan satu sama lain.
Bila orang-orang shopis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran.
Tuhan itu menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak berhubungan dengan (idak memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona, ia tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai tuhan kita tidak usah mengharapkan ia mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi dan kita mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita.
Pandangan filsafatnya tentang etika adalah bahwa etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan. Etika dapat mendidik manusia supaya memiliki sikap ayang pantas dalam segala perbuatan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kebaikan terletak ditengah-tengah antara dua ujung yag paliang jauh.
Contohnya pemberani adalah sifat baik yang terletak di antara pengecut dan nekad, dermawan terletak di antara kikir adan pemboros, rendah hati terletak diantara berjiwa budi dan sombong, dan lain sebagainya. Orang harus pandai mengusai diri agar tidak terombang-ambing oleh haw nafsu. Namuna, dalam pemahamannya selain dalam permasalahan etik ia juga menyinggung masalah tentang nilai-nilai matematika, fisika, astronomi dan filsafat.
Aristoteles seorang filusuf yang terbesar, memberikan definisi bahwa manusia itu adalah hewan yang berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya yang bebicara berdasarkan akal pikirannya. (the animal that reasons) Dia pun mengajukan rumusan lain yaitu manusia itu adalah hewan yang berpolitik (zoon politicion, political animal) hewan yang membangun masyarakat diatas family-family menjadi pengelompokkan yang impersonal dari pada kampung dan negara.
Ditambahnya pula bahwa manusia itu political karena dia memiliki bahasa. Hal ini membawa kepada kesimpulan bahwa semua hewan sosial (social animal) seperti lebah dan semut, mempunyai beberapa pengucapan atau komunikasi. Akan tetapi Aristoteles selanjutnya menerangkan pula bahwa keadilan umpamanya tanpa idea-idea termaksud maka jenis masyarakat hewan sering mempunyai organisasi yang menarik perhatian dan prilaku para anggotanya tertib dalam pengertian garis-garis insting yang terbatas, akan tetapi kita tidak berpendapat bahwa hewan-hewan tersebut tidak menginsafi aturan-aturan dan mengubahnya dari waktau ke waktu mereka tetap tidak pernah berusaha memikirkan suatu cita keadilan.
C. Kesimpulan
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 472 SM dan meninggal pada tahun 347 SM dalam usia 80 tahun. Plato adalah murid Socrates yang paling terkemuka yang sepenuhnya menyerap ajaran-ajaran pendidikan Socrates, Sejak berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Socrates.
Menurut Plato ada dua macam budi:Pertama budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan diri sendiri melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari.
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Trasia, suatu kota di Yunani Utara. Bapaknya bernama Machon yang berpropesi sebagai dokter, keluarganya adalah oarang-orang yang tertarik pada ilmu kedokteran, ia banyak mempelajari filsafat, matematika, astronomi, Retorika, dan ilmu-ilmu lainnya. Pandangan filsafat Aristoteles tentang etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan. Buku karya Aristoteles mencakup: a. Loghika b. Fisika c. Metafisika d. Etika
Pertanyaan
Menurut Plato musik dapat menanamkan kedalam jiwa manusia perasaan yang halus, budi yang halus. Karena dengan musik jiwa kenal akan harmoni dan irama. Antara gymnastic (senam) dan musik adalah landasan yang baik untuk menghidupkan rasa keadilan. Pertanyaanya apakah teori semacam ini masih bisa diterapkan kepada Calon-calon Presiden kita agar nantinya dapat memimpin Negara dengan Adil?
Bila Plato tidak pernah kawin hanya karena Mencintai Filsafatnya lantas adakah Plato-Plato masa kini yang rela melepaskan sesuatu yang dicintai atau bahkan sampai tidak mau menikah demi mempertahankan kecintaan terhadap Filsafat Ilmu Pengetahuan?

Daftar Pustaka
Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani, Cet. 14, (Yogyakarta: Kanisius) Th. 1997
Hatta, Muhammad, Alam Pikiran Yunani ( Jakarta: Universitas Indonesia) th. 1986
Yenne, Bill. 100 Pria Pengukir Sejarah. Alih Bahasa : Didik junaidi. Jakarta: Delapratasa) Th 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"saran dan kritikan anda adalah kemajuan bagi kami"

Pengikut